IHSG Dibuka di Zona Hijau
LensaMedan - Data inflasi AS merealisasikan angka yang lebih rendah dari ekspektasi sebelumnya.Data laju inflasi bulanan (Februari) naik 0,2% dari proyeksi sebelumnya sebesar 0,3%, sementara secara tahunan sebesar 2,8% atau lebih rendah dari ekspektasi 2,9%.
Realisasi inflasi AS tersebut menurut Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, memicu kemungkinan bahwa suku bunga acuan Bank Sentral AS masih sulit untuk diturunkan.
Karena AS masih akan memberlakukan kebijakan kenaikan tarif, yang akan tetap mendorong kemungkinan terjadinya inflasi di masa mendatang.
"Dampak dari kenaikan tarif tersebut di sisi lain juga diikuti dengan potensi terjadinya stagflasi, seiring dengan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi AS belakangan ini," kata Gunawan di Medan, Kamis (13/3/2025).
Dengan realisasi laju tekanan inflasi AS yang lebih kecil, kata Gunawan melanjutkan, ekspektasi kebijakan moneter di negara lain termasuk Indonesia berada di persimpangan.
Sejauh ini, rilis data inflasi AS direspon beragam oleh pasar saham di Asia.
Indeks bursa saham di Asia terpantau bergerak mixed terbatas pagi ini, sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penguatan di level 6.700 sesi pembukaan.
Sementara itu, mata uang Rupiah mengalami pelemahan di level 16.455 per Dolar AS pada perdagangan pagi ini.
Rupiah masih dibayangi tekanan Dolar AS seiring dengan meningkatnya imbal hasil US Treasury 10 tahun di level 4,3%.
"Rupiah berpeluang untuk bergerak dalam rentang 16.370 hingga 16.470, sementara IHSG berpeluang bertahan di zona hijau dalam rentang 6.650 hingga 6.730," terangnya.
Dan untuk harga emas, pada perdagangan hari ini ditransaksikan menguat ke level US$2.938 per ons troy, atau sekitar Rp1,56 juta per gram nya. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "IHSG Dibuka di Zona Hijau"
Posting Komentar