Minim Agenda Ekonomi, IHSG Dibuka Menguat
LensaMedan - Potensi AS masuk dalam jurang resesi masih menjadi pembicaraan hangat diantara pelaku pasar setelah The FED memutuskan besaran bunga acuannya. Dimana The Fed sekalipun menyampaikan bahwa akan ada kemungkinan pemangkasan bunga acuan di akhir tahun 2025.Namun tetap tidak menafikan bahwa kenaikan tarif akan membuat laju tekanan inflasi AS alami kenaikan.
Di sisi lainnya, kebijakan kenaikan tarif menurut Analis Keuangan Sumatra (Sumut), Gunawan Benjamin, juga kian memunculkan resiko resesi bagi AS.
Pada perdagangan akhir pekan ini, ditengah minimnya agenda ekonomi, perang dagang antara China dan Kanada memanas meskipun tidak begitu direspon pelaku pasar keuangan.
Mayoritas bursa saham di Asia bergerak sideways dengan kecenderungan menguat pada perdagangan hari ini.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi pembukaan perdagangan juga dibuka menguat di level 6.418.
"Ditengah minimnya sentimen, IHSG berpeluang bergerak dalam rentang 6.370 hingga 6.450," kata Gunawan di Medan, Jumat (21/3/2025) .
Untuk kinerja mata uang Rupiah pada perdagangan hari ini ditransaksikan stabil di level 16.470 per Dolar AS.
Kinerja Dolar AS belakangan ini menurut Gunawan mengalami tekanan seiring dengan sikap The FED yang bernada dovish dan memicu tekanan pada imbal hasil US Treasury.
Walau demikian, sekalipun pasar keuangan pada perdagangan akhir pekan ini relatif tidak banyak dipengaruhi oleh rilis agenda ekonomi penting, pasar tetap mewaspadai kemungkinan pasar yang bergerak sangat volatile di akhir pekan.
"Hal ini bisa terjadi jika ada perubahan atau tambahan kebijakan baru yang memperburuk tensi perang dagang itu sendiri," sebutnya.
Terpisah harga emas ditransaksikan melemah ke level US$3.036 per ons troy, atau sekitar Rp1,61 juta per gram.
Minimnya sentimen pasar membuat emas alami koreksi sehat secara teknikal pada perdagangan di akhir pekan ini. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Minim Agenda Ekonomi, IHSG Dibuka Menguat "
Posting Komentar