Perang Tarif Memanas, IHSG dan Rupiah Berbalik ke Zona Merah

LensaMedan - Sentimen pasar pada hari ini masih tertuju pada kebijakan tarif yang dilakukan oleh AS, dimana Presiden Donald Trump memberikan pengecualian sementara untuk sejumlah barang yang masuk dalam perjanjian USMCA.

Dan Presiden AS siap memberikan kebijakan tarif tambahan, jika negara mitra dagang AS justru membalas dengan kenaikan tarif impor barang dari AS.

Sementara itu, sikap dari Kanada dan Meksiko justru memperlihatkan kemungkinan adanya potensi kebijakan balasan yang akan diambil. Eskalasi perang dagang di masa yang akan datang sangat berpeluang memanas.

Pada perdagangan hari ini, mayoritas bursa saham di Asia disebutkan Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, ditransaksikan di zona merah, termasuk IHSG.

Setelah dibuka menguat di level 6.631 pada menit awal, selanjutnya IHSG berada di zona merah sejauh ini.

Mata uang Rupiah pada perdagangan hari ini juga dibuka melemah ke level 16.350. Imbal hasil US treasury 10 tahun yang kerap menjadi penggerak Dolar AS terpantau berada di level 4.26% atau lebih rendah dibangkan kemarin.

"IHSG pada perdagangan hari ini diproyeksikan akan berada dala rentang 6.500 hingga 6.640, sementara mata uang Rupiah berpeluang bergerak di kisaran level 16.330 hingga 16.420 per Dolar AS," ujarnya di Medan,  Jumat (7/3/2025).

Gunawan menambahkan, data cadangan devisa di tanah air akan menjadi penggerak pasar selanjutnya.

Selama cadangan masih bisa bertahan atau dalam tren naik, situasinya tidak akan membebani kinerja mata uang Rupiah.

Di sisi lainnya, harga emas terpantau alami pelemahan di level US$2.906 per ons troy, atau sekitar Rp1,53 juta per gram. (*)


(Medan)

Bagikan Artikel ini