Tekanan Pasar Mereda, IHSG dan Rupiah Kompak Menguat
LensaMedan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat dan memutus tren koreksi yang terjadi dalam dua hari perdagangan terakhir.IHSG menguat 4,79% di level 6.254, seiring dengan penguatan mayoritas bursa saham di Asia lainnya.
Sementara nilai tukar Rupiah ditutup menguat di level 16.795 per Dolar AS.
Seperti halnya IHSG, pemicu penguatan Rupiah masih dari perubahan kebijakan ekonomi AS.
Dalam dua hari terakhir, kinerja mata uang Rupiah banyak ditopang oleh intervensi Bank Indonesia yang membuat Rupiah tidak melemah diatas level 17.000 per Dolar AS.
Analis Keuangan Sumatra Utara (Sumut), Gunawan Benjamin, mengatakan, pelaku pasar mendapatkan angin segar dari ditundanya kenaikan tarif tambahan yang sempat akan diberlakukan oleh AS sebelumnya.
Kebijakan penundaan tersebut memang akan berlangsung sementara selama 90 hari kedepan.
Meski demikian, penundaan kenaikan tarif setidaknya bisa memulihkan kinerja pasar keuangan yang sebelumnya mengalami tekanan serius.
"Meskipun pada dasarnya perang tarif sampai saat ini masih berlangsung, terlebih perang dagang antara AS dengan China hingga Meksiko atau Kanada," ujar Gunawan di Medan, Kamis (10/4/2025).
Untuk sementara waktu, pelaku pasar menurut Gunawan akan kembali fokus kepada agenda ekonomi yang menentukan pergerakan pasar dalam jangka pendek.
Data inflasi AS akan menjadi fokus pelaku pasar selanjutnya.
"Jika tidak ada kebijakan baru yang mengarah pada kemungkinan perang tarif tambahan, maka kenaikan laju tekanan inflasi AS berpeluang memicu terjadinya tekanan pada IHSG dan Rupiah perdagangan besok," kata Gunawan.
Terpisah harga emas ditransaksikan mengaut di level US$3.116 pe rons troy, atau sekitar Rp1,69 juta per gram. (*)
(Medan)
Belum ada Komentar untuk "Tekanan Pasar Mereda, IHSG dan Rupiah Kompak Menguat"
Posting Komentar